YAYASAN SWANA SANTA PALANG BIRU
    RUMAH SAKIT PALANG BIRU KUTOARJO
    Jl. Marditomo No. 17 Kutoarjo Purworejo | Call (0275) 641425, 641650 | Ambulance (0275) 641428
    E-mail : rspb_kta@yahoo.co.id | Nomor Layanan Pengaduan : 0812 2909 6818 (Whatsapp)

ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA BAYI DAN ANAK

Anemia Defisiensi Besi (ADB) merupakan masalah defisiensi nutrien tersering pada anak di seluruh dunia terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh penderita.

Secara epidemiologi, prevalens tertinggi ditemukan pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-kanak diantaranya karena terdapat defisiensi besi saat kehamilan dan percepatan tumbuh masa kanak-kanak yang disertai rendahnya asupan besi dari makanan, atau karena penggunaan susu formula dengan kadar besi kurang. Selain itu ADB juga banyak ditemukan pada masa remaja akibat percepatan tumbuh, asupan besi yang tidak adekuat dan diperberat oleh kehilangan darah akibat menstruasi pada remaja puteri.

ADB pada anak akan memberikan dampak yang negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Selain itu berkurangnya kandungan besi dalam tubuh juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan organ tubuh akibat oksigenasi ke jaringan berkurang. Masalah yang paling penting yang ditimbulkan oleh defisiensi besi yang berlangsung lama, adalah menurunkan daya konsentrasi dan prestasi belajar pada anak.

 

Peran Zat Besi Dalam Tubuh

Fungsi zat besi yang paling penting adalah dalam perkembangan system saraf yaitu diperlukan dalam proses mielinisasi, neurotransmitter, dendritogenesis dan metabolisme saraf. Kekurangan zat besi sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi. Besi juga merupakan sumber energi bagi otot sehingga mempengaruhi ketahanan fisik dan kemampuan bekerja terutama pada remaja. Bila kekurangan zat besi terjadi pada masa kehamilan maka akan meningkatkan risiko perinatal serta mortalitas bayi.

Saat lahir, bayi memiliki Hb dan cadangan zat besi yang tinggi karena zat besi ibu mengalir aktif  melalui plasenta ke janin tanpa perduli status besi sang ibu.

Setelah lahir akan terjadi 3 tahap, yaitu:

  • Usia 6-8 minggu akan terjadi penurunan kadar Hb sampai 11 g/dl, karena eritropoeisis berkurang dan umur sel darah merah janin memang pendek.
  • Mulai umur 2 bulan, Hb akan meningkat sampai 12,5 g/dl, saat ini eritorpoeisis mulai meningkat dan cadangan besi mulai dipakai (deplesi).
  • Diatas usia 4 bulan cadangan besi mulai berkurang dan dibutuhkan zat besi dari makanan.

Pada bayi aterm, deplesi jarang terjadi sebelum usia 4 bulan, dan anemia juga jarang terjadi bila mulai dikenalkan makanan saat usia 4-6 bulan. Tetapi pada bayi premature, deplesi dapat terjadi pada usia 3 bulan karena pertumbuhan lebih cepat dan cadangan besi memang lebih sedikit.

 

Penyebab Defisiensi Besi

Beberapa faktor yang dapat memicu kekurangan zat besi pada manusia adalah status hematologik ibu hamil, Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), Bayi kembar, Infeksi, Infestasi parasit.

Sedangkan faktor faktor yang dapat menjadi penyebab kekurangan zat besi pada anak adalah:

  • Pertumbuhan yang cepat
  • Pola makanan. 

Susu merupakan sumber kalori utama bayi. Zat besi pada ASI  merupakan zat besi yang mudah diserap, tetapi zat besi pada susu formula memiliki bentuk ikatan non-heme sehingga lebih sulit diserap oleh usus. Pada bayi aterm, pemberian ASI saja sampai usia 6 bulan masih dapat memenuhi kebutuhan zat besi bayi, tetapi tidak bagi bayi premature. Komposisi makanan kita yang lebih banyak mengandung sereal/serat juga berperan dalam penyerapan zat besi. Besi pada serat bersifat non-heme dan serat sendiri dapat menghambat penyerapan zat besi.

  • Infeksi. 
  • Kuman penyebab infeksi menggunakan zat besi untuk pertumbuhan dan multiplikasinya. Sehingga anak yang sering infeksi dapat menderita kekurangan zat besi
  • Perdarahan saluran cerna
  • Malabsorbsi (gangguan penyerapan makanan dalam usus)

 

Penyebab defisiensi besi berdasarkan umur

  • Bayi kurang dari 1 tahun
  1. Cadangan besi kurang, a.l. karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI ekslusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan anemia selama kehamilan.
  2. Alergi protein susu sapi
  • Anak umur 1-2 tahun
  1. Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan tambahan atau minum susu murni berlebih.
  2. Obesitas
  3. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis.
  4. Malabsorbsi.
  • Anak umur 2-5 tahun
  1. Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan.
  2. Obesitas
  3. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis baik bakteri, virus ataupun parasit).
  4. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis dsb).
  • Anak umur 5 tahun-remaja
  1. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan(a.l infestasi cacing tambang) dan
  2. Menstruasi berlebihan pada remaja puteri.

 

Bagaimana cara mencegah Anemia Defisiensi Besi?

Tunggu artikel kami selanjutnya...